Kamis, 28 Oktober 2021
Sumpah Pemuda
Selasa, 26 Oktober 2021
Membandingkan Pertambahan Jalan vs Pertumbuhan Kendaraan
Kurangnya kualitas dan kuantitas infrastruktur "keras" seperti jalan harus segera didorong untuk dilakukan pengembangan struktural dan secara cepat. Karena hal ini menjadi salah satu yang menghambat perekonomian Indonesia.
Peningkatkan pembangunan infrastruktur jalan raya di seluruh Indonesia sangatlah penting karena dapat menggerakkan perekonomian rakyat. Menurut pemerintah setiap penambahan pembangunan infrastruktur jalan sebesar 1%, bakal berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 8,8%.
Berdasarkan data yang dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah total panjang jalan di Indonesia baik jalan Negara, jalan Provinsi dan jalan Kabupaten/Kota pada tahun 2018 tercatat sebesar 540.252 km, lalu di tahun 2019 naik sebesar 0,5% yaitu menjadi 542.842 km. Dan disaat masa pandemi Covid-19 yang mempengaruhi di hampir semua sektor sehingga total jalan di tahun 2020 hanya menjadi 542.909 km.
Di sisi lain peningkatan jumlah dan volume kendaraan bermotor cukup pesat. Bahkan kendaraan bermotor ini sering dituding sebagai biang kerok kemacetan di beberapa wilayah di Indonesia, terlebih di jam-jam tertentu.
Berdasarkan Data Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis yang diperbarui Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat, sampai di tahun 2020 terdapat 136.316.726 unit kendaraan bermotor di Indonesia, yang termasuk mobil penumpang, mobil bus, mobil barang dan sepeda motor.
Jika dibandingkan di tahun 2019, sebenarnya kenaikan tersebut tidak terlalu besar yaitu hanya 1,9% atau di tahun tersebut terdapat 133.811.462 unit kendaraan bermotor. Kenaikan yang kecil ini tentunya dipengaruhi dari pandemi juga.
Terlebih jika dibandingkan tahun sebelumnya lagi, yaitu tahun 2018 dimana di tahun tersebut terdapat total 126.702.280 unit kendaraan. Atau terjadi kenaikan sebesar 5,6% dari tahun 2018 ke tahun 2019.
Maka tidaklah berimbang membandingkan laju kenaikan pertambahan jalan dengan laju kenaikan pertumbuhan jumlah kendaraan. Tentunya hal tersebut menjadi masalah tidak hanya akibat macet yang ditimbulkan, namun juga gas emisi karbon yang dikeluarkan dari knalpot kendaraan-kendaraan tersebut.
Akselerasi tersebut menimbulkan dampak yang signifikan dalam proses pemanasan global.
Para ilmuwan jika kita tidak dapat mencapai target menurunkan suhu hingga di bawah 1,5 derajat Celsius, maka kita akan menghadapi kepunahan ekosistem massal di seluruh dunia dan masalah pengungsian iklim hingga satu miliar orang di samping bencana lainnya.
Sumber :
https://www.bps.go.id/
https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/risiko/infrastruktur/item381
https://katadata.co.id/ekarina/berita/5f3d0f5bed0bc/menko-luhut-1-pembangunan-jalan-dongkrak-pertumbuhan-ekonomi-8-8
https://oto.detik.com/berita/d-5357655/sering-dituding-biang-macet-jumlah-kendaraan-di-indonesia-tembus-1336-juta-unit.
Minggu, 10 Oktober 2021
Carbon Footprint
Jumat, 08 Oktober 2021
Pohon Trembesi
Kamis, 07 Oktober 2021
Emisi Karbon dari Solar Truk
Jika Bumi Mengalami Kelebihan Oksigen
Jika bumi mengalami kelebihan oksigen (misalnya, kadar oksigen di atmosfer meningkat signifikan dari tingkat saat ini sekitar 21%), beberap...
-
Terre et plante Listen Through its participation in the worldwide ecosystem of research and innovation in agroecological practice, Veolia co...
-
Overview What is he best known for? The fields of study he is best known for: Agriculture Ecology Agronomy His scientific interests lie most...
-
MARCH 13, 2023 by University of Bristol Graphical abstract. Credit: International Journal of Biological Macromolecules (2023). DOI: 10.1016/...