Senin, 30 November 2020

Never Tried Anything New

 


A person who never made a mistake never tried anything new - Albert Einstein
-
SGN Consulting
Soeket Ganesha Nusantara

Rabu, 25 November 2020

Selamat Hari Guru

 


Selamat Hari Guru Nasional, Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa - 25 November 2020
-
SGN Consulting
Soeket Ganesha Nusantara

Selasa, 24 November 2020

Take the Stairs

 


There is no elevator to success, you have to take the stairs - Zig Ziglar
-
SGN Consulting
Soeket Ganesha Nusantara

Naik Tangga atau Eskalator?

Ada cerita unik Carlos Tevez yang pernah bermain untuk Manchester United pada tahun 2007 hingga 2009 mengenai Cristiano Ronaldo dalam hal latihan.

CR7 selalu menuju ke gym setelah sesi latihan. Selain itu Ronaldo selalu tiba latihan lebih awal. Ketika latihan dimulai pukul 9 pagi, Tevez datang pukul 8, dan Ronaldo sudah ada di sana. Kemudian lain hari Tevez datang pukul 7.30, namun Ronaldo sudah hadir di tempat latihan

Bahkan pernah suatu hari Tevez sengaja tiba pukul 6 pagi, tapi Ronaldo sudah lebih dahulu datang. Terkantuk-kantuk, tapi dia sudah ada di tempat latihan.

Ronaldo selalu punya waktu untuk berlatih lebih banyak porsi yang diberikan tim. Ronaldo berlatih dengan tingkat disiplin yang tinggi sebagai rutinitas, maka tidak heran segudang prestasi dia raih baik dari gelar klub maupun gelar pribadi.

Cristiano Ronaldo mencapai sukses sejati karena latihan keras dan disiplin. Ibaratnya dia lebih memilih naik tangga dibandingkan naik eskalator sebagai jalan pintas.

---

Sebelumnya kita telah membahas Pembiasaan  (S yang ke-5 dalam 5S) dalam artikel “Berkelanjutan karena Pembiasaan”. Pembiasaan tersebut terjadi dari setelah kita memutuskan untuk melakukan hal yang lebih baik akibat dari perbagai masalah yang timbul sehari-hari.

Sedangkan S yang ke-4 dalam 5S adalah Pemantapan (seiketsu / standardizing / rawat).

Dengan berbagai cara kita ciptakan tempat kerja yang disiplin, dengan memberikan instruksi yang telah kita standarisasi sebagai rutinitas. Dan memang benar bahwa tanpa standarisasi maka pembiasaan yang diinginkan akan sulit tercapai.

Dengan standarisasi maka diharapkan rutinitas atau pemantapan 3S pertama dari 5S bisa terjaga, yaitu seiri (sorting / ringkas), seiton (setting in order / rapi), dan seiso (sweeping / resik).

Standarisasi merupakan pondasi yang diperlukan sekaligus yang akan menjadi dasar dari peningkatan di kemudian hari. Standarisasi bukan lah hal yang membatasi, namun merupakan hal terbaik hari ini yang masih dapat ditingkatkan di hari esok.

Sehingga standarisasi bukanlah memaksakan standar kaku yang menjadikan aktivitas menjadi sesuatu yang rutin dan membosankan. Namun standarisasi harus dipandang sebagai dasar dari pemberdayaan pekerja dan inovasi di tempat kerja.

Tugas penting dalam mengimplementasikan standarisasi adalah menemukan keseimbangan antara prosedur kaku agar diikuti karyawan dan menyediakan kebebasan untuk berinovasi dan menjadi kreatif dengan tujuan target tetap tercapai dan target lainnya seperti biaya, kualitas dan delivery.

Sumber : https://viblo.asia/p/5s-methodology-the-secret-to-japanese-success-3KbvZqw1GmWB

Untuk mendukung hal tersebut, maka perlu adanya manajemen kreatif untuk membuat peringatan visual sehingga dapat membantu setiap orang agar selalu waspada tentang mengapa dan bagaimana memantapkan dari ringkas-rapi-resik. Karena daya tarik visual merupakan alat paling efektif yang dapat dipergunakan.

---

Alih-alih memperkuat otot kaki dengan menaiki tangga, banyak orang yang memilih menggunakan eskalator sebagai jalan pintas. Hal ini dapat kepercayaan diri dan bisa menjadi masalah mentalitas. Memang jika kita naik 1 tangga tidak akan membuat perbedaan yang nyata, namun jika ini menjadi kebiasaan sehari-hari maka akan menjadi perubahan yang significant.

 

Salam sehat dan salam improvement.

25.11.2020

Taufan Yanuar

Minggu, 22 November 2020

Life as a Champion

 

“Don’t quit. Suffer now and live the rest of your life as a champion.” –Muhammad Ali
-
SGN Consulting
Soeket Ganesha Nusantara

Jumat, 20 November 2020

Future

The key to understanding the future is one word  SUSTAINABILITY
-
SGN Consulting
Soeket Ganesha Nusantara

 

Selasa, 17 November 2020

Sustainability This Planet


Changing how we do things can make a huge impact on our environment and the SUSTAINABILITY of this planet
-
SGN Consulting
Soeket Ganesha Nusantara

 

Berkelanjutan karena Pembiasaan

 Hari minggu, tanggal 15 November 2020 kemarin diselenggarakan event lari Borobudur Marathon 2020 dalam bentuk format Elite Race Borobudur Marathon 2020 karena yang bertanding adalah hanya 26 atlet yang dipilih organizer berdasarkan catatan waktu di Borobudur Marathon sebelumnya dan rekomendasi PASI.

Dampak wabah pandemi tidak hanya merubah format Borobudur Marathon, namun juga kunjungan wisata ke Candi Borobudur.

Selepas acara Elite Race Borobudur Marathon 2020 tersebut, kami sekeluarga jalan-jalan menikmati keindahan dan kemegahan Candi Borobudur yang menerapkan protokol kesehatan cukup ketat. Para wisatawan hanya diperbolehkan sampai pelataran Candi Borobudur dan harus dipandu oleh tour guide.

Selain wajib memakai masker, saat masuk kawasan, wisatawan akan dicek suhu tubuhnya, bagi wisatawan dengan suhu di bawah 37,5 diberi stiker warna hijau. Lalu wisatawan diminta untuk cuci tangan dan melewati disinfection chamber.

Jumlah pengunjung dibatasi, dimana sebelumnya hanya diperbolehkan hanya 1.500 orang perhari pada bulan Juni 2020, kemudian dinaikkan menjadi 2.000 orang per hari hingga mulai bulan Oktober lalu naik menjadi 3.500 pengunjung per hari. Hal ini terjadi setelah Candi Borobudur sempat ditutup selama 3 bulan, yaitu sejak bulan Maret 2020.

Meski dibatasi hal ini tetap disyukuri, terutama bagi warga yang mempunyai mata pencaharian dari Candi Borobudur, lebih baik sedikit dan perlahan namun berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan konsep Sustainable Niche Tourism yang telah digaungkan sejak 10 tahun lalu.

---

Masalah paling umum pada penerapan 5S adalah tidak dapat bertahan dalam jangka panjang. Tidak berkelanjutan. Disiplin dalam menjaga standar 5S cenderung menyusut perlahan seiring waktu, sehingga pemborosan yang sebelumnya dapat dihilangkan perlahan akan kembali terjadi.

Hal ini dapat terjadi karena penerapan 5S sering kali dianggap sebagai sebuah proyek yang tidak melekat dalam cara kerja sehari-hari sehingga akan dianggap oleh karyawan sebagai fenomena semata yang bersifat sementara saja.

Di negara Jepang, sejak usia dini prinsip 5S telah diajarkan sejak duduk di bangku sekolah. Sehingga tidak heran para karyawan di perusahaan Jepang mereka sangat ketat dan disiplin dalam penerapan prinsip 5S tersebut.

Sumber foto : brightvibes.com/833/en/should-children-clean-their-own-schools-japan-thinks-so

Sedangkan bagi kita di sini, dapat menjalankan pelaksanaan audit 5S berkala sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kendala dalam penerapan 5S. Audit 5S dilakukan untuk mendapatkan informasi faktual di lapangan yang nantinya dijadikan dasar dalam rekomendasi perbaikan untuk mencapai standar yang telah ditetapkan.

Kata kuncinya adalah standar, sesuai dengan S yang ke-4 dalam prinsip 5S yaitu Seiketsu (standardizing / rawat), tujuannya adalah untuk menciptakan konsistensi implementasi 3S sebelumnya, yaitu seiri (sorting / ringkas), seiton (setting in order / rapi), dan seiso (sweeping / resik).

Sedangkan S yang ke-5, yaitu Shitsuke atau sustaining / rajin memiliki tujuan untuk menjamin keberhasilan dari kontinuitas program 5S sebagai suatu disiplin kerja sehingga menjadi pembiasaan atau budaya.

5S tidak akan berhasil tanpa pembiasaan. Dengan pembiasaan tersebut maka besar kemungkinan penerapan 5S akan berkelanjutan dan berhasil serta mencapai tujuan akhir.

Pembiasaan ini merupakan cara untuk mengubah kebiasaan seseorang, yaitu melakkukan hal yang benar sebagai suatu kebiasaan. Pembiasaan adalah jika kita melakukan pekerjaan berulang-ulang sehingga secara alami kita dapat melakukannya dengan benar.

Jika kita ingin melakukan pekerjaan kita secara efektif dan efisien serta tanpa kesalahan, maka kita harus melakukannya setiap hari. Kita harus bekerja keras dan sabar dengan mengembangkan kebiasaan yang baik.

Beberapa tips pembentukan kebiasaan baik adalah sebagai berikut

  • Biasakan sistematisasi perilaku
  • Perbaiki komunikasi dan pelatihan untuk memperoleh mutu yang terjamin
  • Atur supaya setiap orang mengambil bagian dan setiap orang melakukan sesuatu
  • Atur segala sesuatu sehingga setiap orang merasa bertanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan
  • Jika mereka membuat kesalahan, manajemen harus menunjukkannya dan memastikan bahwa hal tersebut diperbaiki
  • Setiap orang bekerja sama memperkuat tim dan memperkuat perusahaan

---

Semoga saja pembiasaan dan kebiasaan baik di Candi Borobudur bisa tetap berkelanjutan serta dapat diterapkan juga di tempat wisata yang lain, sehingga tidak akan menyebabkan lonjakan penderita baru dari wabah pandemi yang tidak hanya melanda di Indonesia, namun juga di dunia.

Salam sehat & salam improvement

18.11.2020

Taufan Yanuar

Senin, 16 November 2020

Grasslands

 


Grasslands can address humanity's challenges such as water and food insecurity, poverty, and climate change
-
SGN Consulting
Soeket Ganesha Nusantara

Kamis, 12 November 2020

Circular Economy: Sebuah Pengantar

Selama beberapa abad, umat manusia telah menyia-nyiakan sumber daya yang terbatas dengan mengolahnya menjadi produk-produk (plastik, bahan bangunan, makanan, dll.) dan untuk kemudian membuangnya setelah tidak bermanfaat lagi atau telah mencapai 'akhir kehidupan'-nya. Dan situasi ini hampir tidak bisa dihindarkan di banyak masyarakat modern, dan dampak dari pembuangan limbah mendatangkan malapetaka pada sistem lingkungan dan sosial.

 

Image: https://www.thenationalnews.com

Dampak dari pengelolaan sumber daya kita yang tidak efisien sudah terlihat dalam peningkatan emisi CO2 dan naiknya suhu bumi yang diakibatkannya, polusi plastik yang mengganggu ekosistem perairan dan darat, rusaknya kesehatan manusia serta meningkatnya frekuensi dan skala dari bencana alam yang terjadi. Lingkungan akan terpengaruh secara luas dan beragam, mulai dari gletser yang mencair, berkurangnya kesuburan tanah, meningkatnya banjir, perpindahan manusia, dan parahnya bencana alam.

Kesadaran yang mulai meningkat akan perlunya mengurangi konsumsi sumber daya dan limbah telah membuka jalan bagi terciptanya konsep inovatif seperti Circular Economy yang mengenalkan cara baru dalam design, membuat, serta memanfaatkan produk-produk serta layanan yang dapat meregenerasi serta mengoptimalkan sistem alam.

Dalam pendekatan circular, 'limbah' tidak lagi digambarkan apa adanya, melainkan dilihat sebagai sumber daya berharga yang dapat digunakan kembali untuk menghasilkan berbagai bahan bermanfaat lainnya. Sistem ini didasarkan pada apa yang secara alami muncul di ekosistem yang ada di dunia, menggunakan kembali produk limbah dalam sistem 'closed-loop'. Misalnya, daun-daun yang jatuh dari pohon digunakan sebagai bahan masukan untuk proses di tanah dan daur ulang unsur hara.

Produk yang saat ini dirancang dalam model 'ambil-buat-pakai-buang' konvensional, dapat dirancang untuk digunakan kembali, diperbaiki, diperbarui, diproduksi ulang, atau didaur ulang, sehingga dapat menyimpan sumber daya berharga dalam siklus produktif dan menghindari pembuangan sampah ke TPA selamanya. Banyak bisnis semakin mengamati manfaat finansial, sosial, lingkungan, dalam penerapan circular economy. Dan Ellen MacArthur Foundation memperkirakan bahwa di Eropa saja, penerapan prinsip circular economy dapat menghasilkan keuntungan ekonomi bersih sebesar € 1,8 triliun di tahun 2030.

 

13.11.2020

Erwin K. Awan

Selasa, 10 November 2020

Bersih Itu Bukan Tujuan, Tapi Syarat

Semenjak pertengahan tahun 2017 hingga awal tahun 2018, sering sekali tubuh merasa tidak enak badan. Sehingga mengharuskan sering minum obat supaya badan fit dan sehat kembali untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

Saat melakukan Medical Check Up, mendapatkan nasihat dari dokter bahwa selain menjaga pola makan, juga harus menjaga olahraga, saat itu berat badanku sempat mencapai lebih dari 70 kg. Sejak tahun 2015, memang sudah tidak terlalu rutin bahkan cenderung tidak pernah berolahraga.  Ditambah lagi dengan kesibukan sehari-hari yang banyak menyita perhatian dan waktu bahkan menyebabkan stress.

Akhirnya setelah instropeksi diri, untuk menjaga tubuh tetap sehat kita harus mempunyai kebiasaan yang baik, maka mulai pertengahan tahun 2018 aku mulai rutin olahraga, yaitu lari, bukan hanya demi tujuan kesehatan  dan kebugaran tubuh, tapi lebih kepada karena sehat itu bukan tujuan, tapi merupakan syarat.

Begitu pula dengan 5S yang harus diterapkan di perusahaan, dimana 5S merupakan langkah awal menuju program jangka panjang kesehatan perusahaan kita.

5S adalah gerakan yang menjadi kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan di tempat kerja (seiri / sorting / ringkas), mengadakan penataan (seiton / setting in order / rapi), pembersihan (seiso / sweeping / resik), memelihara kondisi yang mantap (seiketsu / standardizing / rawat) dan memelihara kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik (shitsuke / sustaining / rajin).

Sumber foto : https://industrialengineeringdepartment.blogspot.com

Jadi, 5S bukan hanya sekedar kebersihan yang digalakkan saat ada audit atau ada tamu yang datang, namun lebih ke Workplace Organization, yaitu organisasi area kerja yang terkait kepada pembentukan sikap dan moral serta kontrol terhadap proses produksi yang kondusif.

Banyak sekali program improvement yang menjadikan 5S sebagai pondasi TPM. Salah satunya adalah 5S menjadi pondasi dari 8 Pilar TPM (Eight Pillar of Total Productive Maintenance), yang sebagian besar difokuskan pada pada teknik proaktif dan preventif untuk meningkatkan kehandalan mesin dan peralatan produksi.

Jika kita berkaca pada perusahaan yang tidak sehat, maka kita akan temukan lini kerja yang dipenuhi dengan barang catat dan pekerjaan ulangan (rework). Pada lantai produksi akan banyak terdapat peralatan kotor yang seharusnya bersih, peralatan yang seharusnya ada di tempat masing-masing berserakan di sembarang tempat, serta ada sejumlah besar produk reject. Singkatnya tempat itu berantakan.

Tidak itu saja, 5S juga menjadi barometer manajemen, karena pabrik yang berjalan dengan lancar maka kemungkinan besar dikendalikan oleh sistem yang baik yang melibatkan setiap orang untuk berpartisipasi. Dimana salah satu tujuan manajemen adalah merancang prosedur yang mudah diikuti untuk memastikan segala sesuatu berjalan lancar, melibatkan setiap orang dalam membuat dan memelihara penyempurnaan mulai dari tingkat operasi hingga tingkat jaminan mutu. Sehingga 5S menjadi prinsip dasar manajemen.

Dalam hal ini 5S menjadi indikator pertama untuk mengetahui apakah pekerjaan berjalan dengan lancar atau tidak. Karena orang lain memang agak sulit melihat keadaan di lantai produksi, namun setiap saat 5S dapat memberikan gambaran akurat apa yang terjadi di tempat tersebut. Karena perusahaan yang tidak sehat menerapkan 5S dengan buruk.

Karena bersih itu bukan tujuan, tapi merupakan syarat.

Alhamdulillah di akhir tahun 2020, olahraga menjadi rutinitas setiap hari Selasa-Kamis-Minggu, kondisi tubuh juga hampir selalu dalam kondisi sehat dan bugar, berat badan juga terjaga di kisaran 60-65 kg.

Salam sehat dan salam improvement.

11.11.2020

Taufan Yanuar


Merupakan Syarat

 


Karena Bersih itu Bukan Tujuan, Tapi merupakan Syarat
-
SGN Consulting
Soeket Ganesha Nusantara

Selamat Hari Pahlawan

Selamat Hari Pahlawan Nasional 10 November #heroesday
-
SGN Consulting
Soeket Ganesha Nusantara


Senin, 09 November 2020

Kamis, 05 November 2020

The Starting Point


"The starting point of all achievement is desire." --Napoleon Hill
-
SGN Consulting
Soeket Ganesha Nusantara

"The starting point of all achievement is desire." --Napoleon Hill
 

Selasa, 03 November 2020

Minggu, 01 November 2020

Just Listen

 


Don't think or judge, just listen. - Sarah Dessen
-
SGN Consulting
Soeket Ganesha Nusantara

Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiulawal 1445 Hijriah

Selamat merayakan dan bergembira meyambut kelahiran makhluk termulia, rasul terkasih, Sayyidina wa maulana Muhammad SAW. Semoga spirit Mauli...