Ada cerita unik Carlos Tevez yang pernah bermain untuk Manchester United pada tahun 2007 hingga 2009 mengenai Cristiano Ronaldo dalam hal latihan.
CR7 selalu menuju ke
gym setelah sesi latihan. Selain itu Ronaldo selalu tiba latihan lebih awal.
Ketika latihan dimulai pukul 9 pagi, Tevez datang pukul 8, dan Ronaldo sudah
ada di sana. Kemudian lain hari Tevez datang pukul 7.30, namun Ronaldo sudah
hadir di tempat latihan
Bahkan pernah suatu
hari Tevez sengaja tiba pukul 6 pagi, tapi Ronaldo sudah lebih dahulu datang.
Terkantuk-kantuk, tapi dia sudah ada di tempat latihan.
Ronaldo selalu punya
waktu untuk berlatih lebih banyak porsi yang diberikan tim. Ronaldo berlatih
dengan tingkat disiplin yang tinggi sebagai rutinitas, maka tidak heran
segudang prestasi dia raih baik dari gelar klub maupun gelar pribadi.
Cristiano Ronaldo
mencapai sukses sejati karena latihan keras dan disiplin. Ibaratnya dia lebih
memilih naik tangga dibandingkan naik
eskalator sebagai jalan pintas.
---
Sebelumnya kita telah membahas Pembiasaan (S yang ke-5 dalam 5S) dalam artikel “Berkelanjutan
karena Pembiasaan”. Pembiasaan tersebut terjadi dari setelah kita memutuskan
untuk melakukan hal yang lebih baik akibat dari perbagai masalah yang timbul
sehari-hari.
Sedangkan S yang ke-4 dalam 5S adalah Pemantapan (seiketsu / standardizing / rawat).
Dengan berbagai cara kita ciptakan tempat kerja yang
disiplin, dengan memberikan instruksi yang telah kita standarisasi sebagai rutinitas. Dan memang
benar bahwa tanpa standarisasi maka pembiasaan yang diinginkan akan sulit
tercapai.
Dengan standarisasi maka diharapkan rutinitas atau
pemantapan 3S pertama dari 5S bisa terjaga, yaitu seiri (sorting /
ringkas), seiton (setting in order / rapi), dan seiso (sweeping / resik).
Standarisasi
merupakan pondasi yang diperlukan sekaligus yang akan menjadi dasar dari
peningkatan di kemudian hari. Standarisasi bukan lah hal yang membatasi, namun
merupakan hal terbaik hari ini yang masih dapat ditingkatkan di hari esok.
Sehingga
standarisasi bukanlah memaksakan standar kaku yang menjadikan aktivitas menjadi
sesuatu yang rutin dan membosankan. Namun standarisasi harus dipandang sebagai
dasar dari pemberdayaan pekerja dan inovasi di tempat kerja.
Tugas
penting dalam mengimplementasikan standarisasi adalah menemukan keseimbangan
antara prosedur kaku agar diikuti karyawan dan menyediakan kebebasan untuk
berinovasi dan menjadi kreatif dengan tujuan target tetap tercapai dan target
lainnya seperti biaya, kualitas dan delivery.
Sumber : https://viblo.asia/p/5s-methodology-the-secret-to-japanese-success-3KbvZqw1GmWB
Untuk
mendukung hal tersebut, maka perlu adanya manajemen kreatif untuk membuat
peringatan visual sehingga dapat membantu setiap orang agar selalu waspada
tentang mengapa dan bagaimana memantapkan dari ringkas-rapi-resik. Karena daya
tarik visual merupakan alat paling efektif yang dapat dipergunakan.
---
Alih-alih memperkuat otot kaki dengan menaiki tangga, banyak orang yang
memilih menggunakan eskalator sebagai jalan pintas. Hal ini dapat kepercayaan diri dan bisa menjadi masalah mentalitas.
Memang jika kita naik 1 tangga tidak akan membuat perbedaan yang nyata, namun
jika ini menjadi kebiasaan sehari-hari maka akan menjadi perubahan yang
significant.
Salam sehat dan salam improvement.
25.11.2020
Taufan Yanuar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar