Berdasarkan data The United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) pada 2015, lebih dari 80% total perdagangan dilakukan dengan transportasi laut. Sedangkan berdasarkan data Kementerian Keuangan tahun 2019 tercatat biaya logistik di Indonesia tergolong mahal yaitu mencapai 23,5% dari produk domestik bruto (PDB). Dari persentase tersebut terdapat rincian yaitu 8,9% biaya inventori, 8,5% transportasi darat, 2,8% laut, 2,7% administrasi, dan 0,8% biaya lainnya.
Angka tersebut lebih tinggi daripada negara lain misalnya Singapura (8%), Amerika Serikat (8%), Uni Eropa (9%), Jepang (9%), Korea Selatan (9%), India (13%), Malaysia (13%), dan China (15%).
Untuk itu diperlukan semua pihak untuk mengatasi hal tersebut agar iklim ekonomi di Indonesia lebih kompetitif. Misalnya regulasi pemerintah, efisiensi value chain darat dan maritim, operasi dan infrastruktur pelabuhan, dan supply-demand.
Salah satu strategi untuk menekan biaya logistik pelabuhan adalah dengan cara memperpendek port stay atau waktu berlabuhnya kapal di pelabuhan, karena semakin lama kapal parkir di pelabuhan, semakin mahal juga ongkos yang dikeluarkan.
Problem lainnya adalah kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan sehingga membutuhkan transportasi antar provinsi dan pulau.
Berdasarkan data data World Bank (2019), rasio perdagangan negara di ASEAN misalnya Filipina (76.1%), Brunei Darusalam (93.9%), Thailand (123.3%), Malaysia (132.3%), Vietnam (187.5%), dan Singapura (326.2%). Sedangkan di Indonesia hanya 43% terhadap PDB. Padahal Indonesia adalah negara maritim dan kepulauan yang mempunyai luas namun memiliki rasio perdagangan terhadap PDB yang relatif kecil.
Maka pengembangan pelabuhan menjadi salah satu kunci utama. Dengan pelabuhan-pelabuhan tersebut diharapkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan sentra-sentra ekonomi regional dan dan juga memberikan kecepatan pelayanan di bidang logistik, membuat produk-produk ekspor kita semakin efisien dan semakin kompetitif.
Saat ini, kegiatan pelabuhan sudah menumpuk di Jawa dan Sumatera, sehingga konsentrasi hanya terpusat di kawasan itu-itu saja, yang nyatanya sekarang memiliki kapasitas dan kemampuan yang terbatas/tidak memadai dalam hal penanganan barang di pelabuhan, di lain sisi jumlah kapal yang beroperasi terus bertambah.
Seharusnya pembangunan pelabuhan tidak hanya bertumpuk di kawasan Jawa dan Sumatera saja, seharusnya difokuskan ke kawasan timur Indonesia, atau mengoptimalkan semua pelabuhan-pelabuhan yang strategis.
Berdasarkan data dari BPS, jumlah pelabuhan di Indonesia sudah berangsur-angsur bertambah, yaitu sebagai berikut :
- 2010 : 173
- 2011 : 183
- 2012 : 217
- 2013 : 226
- 2014 : 243
- 2015 : 276
- 2016 : 278
- Merak - Bakauheni (Menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera) dengan jumlah 17.824.392
- Ketapang - Gilimanuk (Menghubungkan Pulau Jawa dan Bali) dengan jumlah 14.557.717
- Ujung - Kamal (Menghubungkan Pulau Jawa dan Madura) dengan jumlah 4.457.371
- Kota - Siantan (Melintasi Sungai Kapuas) dengan jumlah 4.350.959
- Sei Selari - Bengkalis (Menghubungkan Sumatera dan Bengkalis) dengan jumlah 2.921.787
Salah satau upaya pemerintah tersebut adalah dengan membangun pelabuhan yang terintegrasi dengan industri perikanan dan menjadi pusat konsolidasi kargo di kawasan Indonesia timur, yaitu proyek pembangunan Pelabuhan Ambon New Port yang terletak di pusat kota Ambon.
Pelabuhan Ambon New Port bertujuan untuk mengoptimalisasi potensi ikan di Maluku dan Papua. Posisi Ambon New Port sangat strategis karena memiliki akses menuju Taiwan, Tiongkok, dan Australia sekaligus.
Sumber :
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/list_/sdgs_9/
https://www.idxchannel.com/economics/biaya-logistik-mahal-ternyata-ini-penyebabnya
https://analisis.kontan.co.id/news/pengembangan-pelabuhan-biaya-logistik
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200922101706-4-188463/ambisi-besar-jokowi-kebut-pembangunan-pelabuhan-di-indonesia
https://www.ali.web.id/web2/publication_detail.php?id=528
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan_penyeberangan
https://www.indonesia.go.id/kategori/editorial/2832/pelabuhan-baru-terintegrasi-di-indonesia-timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar